Selasa, 06 Desember 2011

Puasa Tasyu’a dan Puasa Asyura



pkspasarmanggis. Muharram berasal dari kata “harrama” yang berarti diharamkan, maksudnya perang atau pertumpahan darah. Hal itu sesuai dengan Firman Allah SWT :

“Sesungguhnya jumlah bulan menurut bulan Allah sebagaimana disebut di kitabullah ada 12 bulan sejak Allah menciptakan langit dan bumi dan terdapat empat didalamnya merupakan bulan yang diharamkan” (QS. 9 : 36)

Kemudian Islam datang kemuliaan bulan haram dipertahankan sementara tradisi Jahiliyah yang lain dihapuskan termasuk kesepakatan tidak berperang.

Bulan Muharram memiliki banyak keutamaan, sehingga bulan ini disebut Bulan Allah (Syahrullah). Beribadah pada bulan haram pahalanya dilipatgandakan dan bermaksiat di bulan ini dosanya dilipatgandakan pula.

Di akhir pekan pertama Muharram 1433 H ini, cukup urgen bagi kita untuk membahas puasa tasyu’a dan puasa asyura. Dengan harapan, kita semakin memahami puasa yang disunnahkan pada bulan Muharram ini termasuk fadhilah-nya, kemudian kita termotivasi untuk mengerjakannya.

Puasa tasyu’a adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 9 Muharram. Sedangkan puasa asyura adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram. Hukum puasa tasyu’a dan puasa asyura adalah sunnah muakkad, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan.

Puasa asyura (10 Muharram) sebenarnya telah dilakukan Rasulullah SAW pada periode Makkiyah (sebelum hijrah). Bahkan, orang-orang Quraisy pada masa jahiliyah juga melakukannya.

Ketika Rasulullah hijrah dan tiba di Madinah, beliau mendapati orang-orang Yahudi melakukan hal serupa. Maka beliau bertanya pada mereka mengapa mereka berpuasa pada hari asyura itu. Setelah mendapatkan jawaban tentang kemuliaan hari itu bagi Nabi Musa AS, maka Rasulullah SAW memberitahukan bahwa kaum muslimin lebih berhak atas hari itu. Kaum muslimin di Madinah pun mengerjakan puasa itu dengan sungguh-sungguh, hingga tiba kewajiban puasa Ramadhan pada tahun 2 H dan sejak saat itu Rasulullah menegaskan bahwa puasa Asyura adalah puasa sunnah.

Nabi SAW datang ke Madinah dan beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari asyura. Lalu Nabi SAW bertanya, “Ada apa ini?” Mereka menjawab, “Hari ini merupakan hari terbaik, yaitu saat Allah membebaskan Nabi Musa a.s dan Bani Israel dari kepungan musuh mereka, hingga hari itu dijadikan Nabi Musa a.s. sebagai hari puasa.” Lalu Nabi SAW bersabda, “Aku lebih berhak memuliakan hari ini dibandingkan kalian.” Kemudian beliau menyuruh kaum muslimin agar ikut berpuasa. (HR. Bukhari)

Datangnya bulan Muharram kita isi hari-hari dengan lebih banyak beribadah dan bersyukur kepada Allah SWT serta mengintrospeksi diri apa-apa yang sudah kita lakukan selama ini sehingga kita bisa bertobat dan memperbaiki diri di tahun yang akan dilalui dengan memperbanyak ibadah.

Dari berbagai sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More