Rabu, 14 Desember 2011

Bang Sani : Perlu Kerjasama Tripartit Atasi Banjir




Jakarta - Musim hujan sudah datang. Sejumlah wilayah di Indonesia bahkan sudah terlanda banjir akibat curah hujan tinggi dan kerusakan lingkungan. Beberapa kawasan di Jakarta juga sudah kebanjiran. DKI Jakarta yang berada di dataran rendah dengan posisi di barat laut pulau Jawa, menyebabkan wilayah ini sangat rentan mendapat limpahan air banjir dari wilayah sebelah selatan yang lebih tinggi. Karena itu banjir menjadi ‘agenda’ tahunan warga Jakarta.

Karena itu penanganan banjir di Jakarta tidak bisa dilakukan secara sepihak oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta semata. Sebagai Ibukota, penanganan banjir di Jakarta harus dilakukan secara simultan dengan tiga pihak.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Tnwisaksana mempunyai pandangan tersendiri tentang bagaimana mengatasi banjir yang selalu melanda Ibukota setiap tahun ini. Menurut pria yang akrab disapa Bang Sani ini, mengatasi masalah banjir di Jakarta harus melibatkan Tripartit.

“Untuk penanganan banjir di Ibukota ini tidak bisa dilakukan sendiri sendiri, harus ada semacam kesepakatan tiga pihak, yaitu pemerintah pusat, Pemprov DKI Jakarta, dan warga Jakarta sendiri," ujar Sani saat berbincang dengan Republika di Jakarta, Kamis (8/12/2011).

Karena Jakarta adalah provinsi dengan status daerah khusus Ibukota, menurut Bang Sani, pemerintah pusat ikut berperan penting dalam penanganan banjir di Jakarta. Apalagi Jakarta memang menjadi pusat pemerintahan, banyak kantor kementerian dan lembaga negara yang berkedudukan di provinsi ini.

Dia mengatakan, pengerukan 13 sungai di Jakarta menjadi domain utama pemerintah pusat, dalam hal ini adalah Kementerian Pekerjaan Umum. “Kapasitas sungai-sungai ini sudah tidak memadai lagi untuk menampungair dari Puncak yang datang ke Jakarta. Apalagi banjir di Jakarta ini kan bersumber dari tiga arah, yaitu Puncak, langit, dan laut,” ujar Sani.

Yang kedua, lanjut Sani, pihak Pemprov DKI Jakarta harus segera menyelesaikan proyek pembuatan waduk dan normalisasi sungai-sungai di Jakarta, termasuk proyek pembuatan gorong-gorong. Seharusnya, kata dia, proyek ini selesai pertengahan tahun. Tapi sayang sampai memasuki musim hujan ini, proyek ini belum selesai sehingga menimbulkan kemacetan lalulintas dan genangan air di mana-mana.

Anggota Badan Legislasi Daerah DPRD DKI Jakarta ini juga mengajak agar warga Jakarta turut menjaga lingkungan masing-masing. Karena bagaimanapun baiknya kebijakan pemerintah tidak akan berhasil tanpa didukung oleh kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungannya. Dia mencontohkan, banyaknya gorong-gorong yang tidak berfungsi akibat tersumbat oleh sampah sehingga air hujan meluber ke jalanan.

Bang Sani juga mengatakan, terkait normalisasi sungai-sungai di Jakarta. Pemprov DKI Jakarta perlu berkomunikasi dengan tokoh-tokoh masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di bantaran kali. Normalisasi sungai-sungai di Jakarta tidak akan berhasil tanpa mempertimbangkan keberadaan masyarakat yang tinggal di bantaran kali.

“Pada dasarnya tanah yang didiami warga di sepanjang kali itu bukan tanah mereka, jadi harus dibebaskan. Tapi sisi kemanusiaan juga harus dipertimbangkan karena mereka juga warga Jakarta yang telah mendiami daerah itu sejak lama. Tidak bisa dipandang sebelah mata,” tegasnya.

Karena itu, pemerintah perlu merelokasi masyarakat di sepanjang sungai ke rumah susun yang layak dan terjangkau. “Apalagi sudah ada alokasi dana sebesar Rpl.3 triliun untuk tahun 2012 dari Bank Dunia untuk program normalisasi sungai-sungai dan pembuatan waduk di Jakarta,” ungkap pria kelahiran Jakarta 40 tahun lalu Ini.

Meski demikian, Sani mengapresiasi positif berbagai upaya yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta dalam mengantisipasi banjir. Bagaimanapun, sambungnya, kesadaran bersama dari berbagai pihak sangat diperlukan dalam mendukung program penanganan banjir di Jakarta.

“Sebaiknya program normalisasi sungai dan pembuatan waduk di Jakarta bisa selesai sebelum pergantian kepemimpinan di DKI Jakarta pada Maret tahun depan. Sehingga masalah banjir di Jakarta bisa dikurangi secara bertahap ke depannya,” tutup Sani.

Bang Sani

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More