Jumat, 25 Desember 2009

Dauroh Janaiz







PKS Pasar Manggis. Agama Islam telah mengajarkan kepada kita jika melihat seseorang yang meninggal dunia lalu kemudian kita mengerjakan fardhu kifayah. Kenapa demikian ? Salah satu contohnya jika kita tidak memandikan, mengkafani, menguburkan jenazah, maka yang berdosa bukanlah keluarganya melainkan umat Islam.

Untuk itulah, agar kader da’wah Pasar Manggis dapat menyelenggarakan proses memandikan dan mengkafan jenazah, Ahad, 13 Desember 2009 bertempat di DPC PKS Setia Budi, DPRa PKS Pasar Manggis mengadakan Dauroh Janaiz yang merupakan salah satu program Unit P2O.

Hampir satu jam telah dari undangan yang diterima, akhirnya tepat pukul 11.15 WIB acara dibuka oleh akhuna Marno dan tilawah oleh akhuna Rizal. Minimnya peserta Dauroh Janaiz, tidak membuat surut nara sumber Ustadz Muhammad Ridwan untuk memberikan ilmunya, baik teori maupun praktek.

Dalam teorinya Ustadz Muhammad Ridwan menjelaskan adab ketika menghadapi orang yang sakratul maut, diantaranya adalah: Hendaklah membaca kalimah thoiyyibah; Sunat dibacakan Yassin ketika itu; Jika orang yang sakratul maut itu membutuhkan minum, berikan sedikit minuman; Jangan pula ada orang yang bergurau kosong, menyanyi-nyanyi, ketawa ketika berhadapan dengan orang sekarat; Bacalah apa saja yg patut sebagai hadiah orang hidup kepada orang yang berada di dalam kesusahan; Menyadari bahwa kita akan mengalami hal itu

Ustadz Muhammad Ridwan pun menjelaskan adab terhadap jenazah, yaitu : Pejamkan matanya. Ikatlah dagunya serta kepalanya dengan ikatan yang lebar jika mulutnya terbuka, agar tidak ternganga. Letak di atas perutnya sesuatu penindih yang sewajarnya, agar tidak mengembung; Senamkan sendi-sendi tubuhnya perlahan-lahan, jika memungkinkan, jika tidak biarkan saja; Tinggikan sedikit tempat jenazah dan arahkan kaki ke kiblat; Tanggalkan pakaiannya dan tutupi dengan kain ke seluruh tubuhnya; Letakkan kedua tangannya di antara pusat–dada, seperti orang solat; Segerakan membayar hutangnya, jika dia berhutang; Mengikhlaskan kematiannya, terutama kepada ahli keluarganya dengan aturan sebagai berikut; Haram menjerit dan meratapinya; Haram memukul-mukul pipi, mengoyak–ngoyak baju dan sebagainya; Boleh menangis tanpa menyebut–nyebut sesuatu dan hendaklah banyak bersabar.

Kesepakatan antara nara sumber dengan peserta adalah teori dahulu baru praktek, namun ustadz menginginkan langsung praktek saja, apalagi teorinya sudah mengarah ke praktek.

Ustadz Muhammad Ridwan, memberitahukan alat–alat yang harus ada ketika memandikan jenazah yakni: Tempat pemandian jenazah; 2 buah baskom atau semacamnya; 1 atau 2 buah bak air diisi dengan air mutlak; Baskom 1 diisi dengan air bidara atau kembang wangi (tidak mutlak); Baskom 2 diisi dengan air kapur barus; Sediakan sarung tangan 2 atau 3 helai; Masker; Sediakan kain untuk menutup mayat saat dimandikan berukuran sekadar menutup aurat mayat, sebaiknya berwarna gelap atau kain batik; Tanah debu untuk tayamum bagi mayat kanak-kanak yang belum berkhitan atau orang dewasa dan untuk mayat yang uzur; Sabun; Kapur barus; Cottonbud; Daun bidara atau kembang wangi; Tempat mayat itu hendaklah di bilik yang tertutup supaya jangan dilihat orang yang tidak berkepentingan; Sebaik-baiknya letakkan mayat di tempat yang tinggi; Selang dengan air mengalir; Gayung.

Ustadz Muhammad Ridwan pun menjelaskan siapa saja yang boleh memandikan jenazah yaitu: Orang Islam; Merdeka; Bukan pembunuh mayat; Dewasa; Bukan musuh si mayat; Orang yang jujur dan amanah (yang tidak akan menceritakan keburukan mayat); Bukan orang yang fasik; Orang yang ahli atau mengetahui mandi mayat. Serta adab terhadap jenazah bagi orang yang memandikan jenazah yakni Jangan sekali-kali menceritakan hal keburukan tubuh mayat tetapi sebaliknya disunahkan menceritakan kebaikan si mayat itu kepada keluarganya.

Setelah mempraktekkan dan menjelaskan cara memandikan jenazah, ustadz Muhammad Ridwan pun memberitahukan bahan yang harus disiapkan untuk mengkafani mayat, yaitu : Kain kafan ukuran min 4x panjang tubuh jenazah; Kapas 2 gulung; Air mawar 1 botol; Cendana secukupnya; Kapur barus; Gunting; Jika ada tikar boleh untuk alas.

Adzan Dzuhur berkumandang, ustadz Muhammad Ridwan menyarankan untuk Shalat Dzuhur terlebih dahulu, baru kemudian dilanjutkan praktek mengjafani jenazah.

Setelah Shalat Dzuhur berjama’ah di Mushalla Darul Hikmah, Dauroh Janaiz pun dilanjutkan dengan menyiapkan kain kafan diantaranya : Potongkan kain putih sepanjang mayat dan lebihkan 1 kaki 6 inci di kedua-dua hujung kepala dan kaki; Kain putih lebih utama jika 3 lapis bagi mayat lelaki dan 5 lapis bagi mayat perempuan. Bagi mayat lelaki di sunahkan membuat baju (tidak berjahit) dan serban bagi mayat. Sementara bagi mayat perempuan dipakaikan jilbab (tidak berjahit); boleh menggunakan kain ihram; Potong di tepi kain selebar 14 inci untuk digunakan sebagai tali pengikat sebanyak 5 utas tali; Kain kafan dibentangkan sehelai demi sehelai dan ditaburkan di atasnya serbuk pewangi seperti debu kayu gaharu atau kapur barus atau sebagainya dan di alas di atas kain kafan dengan kapas

Akhuna Marno pun dijadikan model menjadi jenazah dan siap untuk dikafankan. Peserta membantu nara sumber dengan mengukur akhuna Marno yang menjadi model jenazah dengan tali rafia, memotong kain kafan serta membentangnya dan meletakkan akhuna Marno dan membungkus serta mengikatnya seperti jenazah sungguhan.

Ketika Kita Kembali Kepada Allah

Agama Islam telah mengajarkan kepada kita jika melihat seseorang yang meninggal dunia lalu kemudian kita mengerjakan fardhu kifayah. Kenapa demikian ? Salah satu contohnya jika kita tidak memandikan, mengkafani, menguburkan jenazah, maka yang berdosa bukanlah keluarganya melainkan umat Islam.

Fardhu Kifayah terbagi menjadi empat bagian, yakni :

Pertama Memandikan. Secara fisik memandikan itu maknanya adalah menghilangkan najis dan kotoran. Namun memandikan secara maknawiyah adalah membersihkan dan mensucikan dari segala dosa dan kesalahan.

Kedua mengkafani. Setelah jenazah dimandikan kemudian dikafani, dan kafan dalam ajaran Islam adalah kain yang menutup seluruh tubuh jenazah. Kain kafan yang digunakan adalah kain yang bagus tetapi tidak mewah dan mahal, dengan tujuan agar tubuh jenazah tertutup oleh kain dengan kuat dan tidak transparan. Kemudian kain kafan dianjurkan berwarna putih, karena didalamnya ada harapan. Kita tidak hanya menutup jenazah dengan kain kafan semata karena aurat, tetapi ada harapan akan aib–aib kekurangan–kekurangan jenazah selama hidup ditutupi oleh Allah SWT.

Ketiga mensholatkan. Shalat jenazah adalah yang paling pendek tidak sampai satu raka’at, tidak seperti shalat witir yang dilakukan sedikitnya satu raka’at. Hitungan satu raka’at dimulai waktu berdiri, ruku’, i'tidal, dua kali sujud dan berdiri kembali, sementara shalat jenazah tidak dengan ruku’ dan sujud. Tetapi dalam shalat pendek yang tidak sampai satu raka’at, orang yang menshalatkan jenazah diwajibkan membaca takbir sebanyak empat kali. Takbir sebanyak empat kali maknanya adalah bahwa kematian seseorang atas kebesaran dan kehendak Allah SWT. Takbir tersebut menegaskan kepada yang shalat dan kepada orang–orang sekitar yang mungkin tidak bisa ikut menshalatkan bahwa peristiwa kematian itu adalah kehendak dan kebesaran Allah SWT.

Keempat menguburnya. Mengubur jenazah itu lebih diutamakan hanya dengan kain kafan itu saja, kecuali kalau ada hal–hal yang lebih mengharuskan seperti jenazah sudah membusuk, kuburan yang berair, dan lain sebagainya yang mengharuskan jenazah memakai peti. Para ulama sepakat bahwa tidak diperbolehkan meninggikan kuburan lebih dari sejengkal. Boleh membuat kuburan menjadi melengkung dan boleh juga meletakan sesuatu diatasnya sebagai tanda bahwa itu adalah kuburan.

Dua hal mengenai kuburan, yaitu :

Pertama, kuburan bukan alam kubur. Yang dimaksud alam kubur atau alam barzah adalah suatu alam dimana ruh itu hidup hingga datangnya hari Kiamat. Dalam ajaran Islam bahwa setiap manusia yang meninggal lalu dikubur ataupun tidak dikubur, apakah jenazah itu dibakar, dibuang ke laut tetap ruhnya berada dalam alam kubur.

Kedua, ziarah kubur. Ziarah ke kubur keluarga atau sahabat bukanlah langsung dari ajaran Islam. Karena yang dimaksud ziarah kubur adalah dapat dilakukan ke kubur siapa saja, karena pesan dari ziarah kubur adalah suatu saat nanti kita akan meninggal dan dikubur.

Sumber : Ustadz Drs. Muchlish Abdi – Buletin Jum’at Al Ihsan, Buletin Masjid Baitul Ihsan Bank Indonesia Edisi 248 15 Februari 2008.


Senin, 05 Oktober 2009

Pan Kita Saudara, maafkanlah …











pkspasarmanggis. Ahad, 4 Oktober 2009 di Taman Bunga Wiladatika Cibubur, DPRa PKS Pasar Manggis mengadakan Halal Bi Halal Keluarga Besar Keluarga PKS Pasar Manggis yang diikuti oleh 34 kader PKS ikhwan dan akhwat beserta keluarganya.

Tepat pukul 09.00 WIB, rombongan keluarga besar PKS Pasar Manggis dengan menaiki 1 buah kopaja dan minibus berangkat dari depan kelurahan Pasar Manggis atau di Jl. Bogor Lama.

Makan–makan mewarnai acara halal bi halal, apalagi panitia mendapatkan paket fried chicken dari Texas, berupa nasi, ayam, dan saosnya. Bisa dikatakan, soal makan berlebih, terlebih akhwat membawa rujak.

Bukan acara PKS, kalau tidak ada tilawah serta tausiah dalam setiap kegiatannya. Acara halal bi halal dibuka oleh MC akhuna Alan Hardiansyah, dilanjutkan tilawah Al Qur’an oleh akhuna Mahar Sjamsi serta sambutan Ketua Panitia akhuna Ahmad Sulaiman alias Leman dan sambutan Ketua DPRa bapak Novrizal Koto.

Bapak Adhi Susanto, S.Kom dalam tausiahnya memberikan gambaran situasi seorang kader apabila bersama dengan saudaranya akan berbeda apabila bersama dengan keluarganya. Seorang kader apabila bersama saudaranya maka yang dibicarakan adalah urusan akhirat, dakwah. Namun, jika bertemu dengan keluarganya yang dibicarakan adalah urusan dunia, susu anak, kontrakan.

Tetapi, ada yang sangat disayangkan oleh pak Adhi, ada kader apabila bertemu dengan kader lainnya tidak jarang ada konflik, baik individu maupun kelompok, yang rata–rata mereka ngaji cukup lama, lima tahun, dua puluh tahun. Namun, prilaku mereka sama seperti yang baru ngaji. Padahal kita adalah satu kesatuan dalam wadah jama’i, PKS, Pan Kita Saudara, maafkanlah apabila diantara kita ada yang salah, tulalit, dan kadang marah.

Selepas acara tausiah, sedianya acara dilanjutkan dengan game, namun cuaca tampak tidak bersahabat, karena hujan membasahi Cibubur, akhirnya acara yang sudah disusun rapi diisi dengan istirahat, makan kembali, dan sholat dzuhur.

Satu jam hujan membasahi Cibubur, acara dilanjutkan kembali dengan game. Namun, game lebih banyak diisi oleh akhwat dan anak–anak, sementara ikhwannya asyik bermain bola. (oman)

Senin, 14 September 2009

Ketika Kearifan dan Kezuhudan Menyatu

Ketika kearifan dan kezuhudan menyatu dalam diri seseorang, maka langkah-langkah kemajuan spiritualnya telah mencapai tahap-tahap ideal. Dengan kearifannya ia akan selalu memuji Allah Swt sebagai refleksi rasa sykurnya atas nikmat Allah yang tak terhingga yang dianugerahkan kepadanya. Dengan pujian yang tak henti-hentinya itu pula ia dimungkin dapat meraih kepuasaan Allah Swt terhadap dirinya. Dengan kezuhudannya ia akan selalu berusaha membersihkan dirinya dari segala noda yang dapat mengalingi dirinya memperoleh kecintaan-Nya dan karenanya ia dimungkinkan meraih puncak keberagaanya, yaitu keshalihan.

Akhirnya, kearifan dan kezuhudan akan menenteramkan jiwa sang diri. Sedangkan ketenteraman jiwa adalah syarat untuk memperoleh panggilan-Nya. “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,. masuklah ke dalam syurga-Ku.” (QS al-Fajr 89: 27-30)

Kemajuan spiritual adalah bekal utama setiap individu dalam pengembaraannya yang panjang dan melelahkan. Kearifan dan kezuhudan merupakan sebagian tanda kemajuan spiritual seseorang. Dengan kemajuan itu ia dimungkinkan dapat tegar menghadapi berbagai deraan yang menghantam di perjalanannya. Ketegaran itu pula yang membuatnya tidak mengalami kelelahan jiwa yang menyebabkan dirinya bisa tercampak dari kemuliaannya.

Bagi orang yang menekuni jalan spiritual, istilah 'Arif dan Zahid tidak asing di telinganya. Dua istilah yang populer di kalangan ahli ibadah ini mengacu pada tingkat kemajuan spiritual seseorang.

Orang ‘Arif adalah orang yang dapat memandang apa yang tersirat pada sesuatu kejadian, peristiwa, keadaan, atau masalah. Dalam istilah sufi orang yang tergolong 'Arif adalah orang yang telah mengenali dirinya dan Tuhannya dengan pengenalan yang baik.

Pengenalan pada dirinya itu tidak berhenti hanya pada tingkatan psikologis melainkan juga pada penghalang-penghalangnya yang menutupi pengetahuannya terhadap eksistensi Tuhan.

Oleh sebab itu orang 'Arif, dengan melalui disiplin asketik (al-mujahadah), selain mengenali dirinya sebagai hamba Allah, dengan segala kelemahan yang ada padanya, juga mampu membuka selubung kosmik yang menghalangi cahaya surga untuk menyinari jiwa dan kehidupannya. Orang yang selalu bermujahdah akan dapat terbebas dari setiap selubung yang menghalangi karunia ridha Allah dan cahaya-Nya yang terang benderang.

Orang ‘Arif lebih berkonsentrasi memuji Allah Swt demi meraaih ridha-Nya. Sedangkan esensi memuji Allah adalah sebuah pengakuan bahwa segala bentuk pujian hanyalah milik Allah. Dia adalah Pemilik segala sifat yang pantas mendapat pujian.

Pada hakikatnya, dengan memuji Allah Swt seseorang, secara spiritual, sedang berusaha melebur egosentrisitas dirinya dan mengikis habis kesombongan sang diri. Dengan ketulusan memuji Allah berarti seseorang telah menyadari sepenuhnya akan kepemilikan-Nya atas segala sesuatu, termasuk dirinya sendiri.

Pengucapan pujian kepada Allah yang disertai dengan pemahaman dan keyakinan yang bertahta di hati, akan membuka ruang kesadaran baru. Yaitu kesadaran bahwa dirinya sebagai makhluk Allah yang lemah, tidak memiliki kuasa apa pun dan terhadap siapa pun.

Kesadaran seperti inilah yang membuat seseorang menjadi dewasa secara ruhiah dan arif dalam memahami dan memaknai setiap peristiwa. Ia akan menjadi lebih rendah hati (tawadlu’), puas dengan hasil yang diperoleh, walaupun secara kuantitas sedikit, dan tidak menderita keluh kesah. Di sisi lain, akan lahir energi baru untuk bekerja optimal, mengerahkan segenap kemampuan untuk meraih prestasi tertinggi.

Pujian kepada Allah adalah refleksi penghambaan diri secara mutlak dan ketundukan seorang hamba kepada-Nya. Selain itu ia juga merupakan implementasi rasa syukur seorang hamba kepada Tuhannya. Oleh karena itu pujian kepada Allah tidak hanya sebagai kewajiban kemanusiaan tetapi juga menunjukkaan kualitas kesadaran tentang keharusan bersyukur seseorang terhadap segala nikmat yang dikaruniakan Allah kepadanya. Dengan begitu ia akan memuji Allah dalam segala ruang dan waktu.

“Segala puji bagi Allah yang memelihara apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan bagi-Nya (pula) sega puji di akhirat. Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (QS Saba’ 34: 1).

Sementara itu Zahid (orang zuhud) adalah orang yang semata-mata taat kepada Allah dan tidak terbersit untuk menumpahkan ketaatan kepada selain-Nya. Menurut ulama salaf, zuhud ialah menanggalkan segala bentuk kecintaan dan ketergantungan kepada sesuatu untuk mencintai dan bergantung hanya kepada Allah Swt.

Inti zuhud adalah tidak terpengaruh atau tidak bergantungnya hati kepada berbagai hal yang berkaitan dengan kenikmatan dan atribut duniawi.
Baginya, jika dibandingkan dengan kenikmatan di akhirat, urusan dunia itu tidak ada nilai langsung. Rasulullah Saw bersabda, ”Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau musafir.”(HR, Bukhari). Dengan demikian dirinya tidak merasakan pengaruh apa pun terhadap dunia.

Zuhud dalam aplikasinya dapat menumbuhkan sifat-sifat baik bagi diri seseorang. Sejalan dengan sifat-sifat baiknya itu ia akan terus mengalami kemajuan spiritualnya dan mencerminkan kearifan.

Zuhud akan melahirkan sifat qana’ah (menerima apa adanya yang diberikan oleh Allah Swt), memunculkan sifat tawakkal (kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah Swt), menumbuhkan kemampuan untuk meninggalkan kenikmatan-kenikmatan sesaat demi kenikmatan abadi di alam akhirat, mengantarkan kedekatan diri dengan Allah Swt dengan penuh kecintaan, mengasah sensifitas kehati-hatian dirinya dalam memelihara kecerahan hati, meredakan gejolak hati terhadap nikmat dunia untuk meraih jiwa yang muthma`innah, dan dapat meraih kecintaan orang terhadap dirinya.

Rasulullah Saw adalah orang yang paling giat bekerja dan beramal shalih, semangat dalam ibadah, dan gigih dalam berjihad. Akan tetapi pada saat yang sama beliau lebih mementingkan kebahagiaan hidup di akhirat dan keridhaan Allah Swt daripada kenikmatan duniawi.

Ibnu Mas’ud Ra melihat Rasulullah Saw tidur di atas kain tikar yang lusuh sehingga membekas di pipinya, kemudian berkata, ”Wahai Rasulullah Saw, bagaimana kalau saya ambilkan untukmu kasur?” Rasulullah Saw menjawab, ”Untuk apa dunia itu! Hubungan saya dengan dunia seperti pengembara yang mampir sejenak di bawah sebatang pohon, kemudian pergi dan meninggalkannya.” (HR. al-Tirmidzi)

Oleh sebab itu langkah orang zuhud selalu memilih jalan di sisi Allah dan berpaling dari sesuatu untuk membebaskan diri dari kecintaan dan ketergantungan pada selain Allah. Rasulullah Saw bersabda, "Zuhudlah terhadap dunia, maka Allah akan mencintaimu dan zuhudlah terhadap sesuatu yang dimiliki orang lain, maka setiap orang akan mencintaimu." (HR. Ibnu Majah)

Sesungguhnya, kearifan dan kezuhudan sebagai indikator kemajuan spiritual saling berkaitan dan berkelindan. Tanpa pemahaman yang sempurna tentang hakikat Tuhan, manusia, dan dunia, mustahil seseorang akan dapat menjadi orang yang zuhud. Sebaliknya tanpa kezuhudan juiga tak mungkin orang akan menjadi arif dikarenakan hakikat kezuhudan adalah kesalihan sang diri. Selain kalbu yang kotor pasti tidak akan dapat mengenal Tuhannya secara jernih. Tidak akan dapat memahami hakikat diri dan alam sekitarnya.

Orang yang tidak mengenal Tuhannya, pasti tidak akan dapat bersyukur dan karenanya pula ia tidak akan dapat memuji-Nya siang dan malam. “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (QS. al-A’raaf 7: 205).

Yakinlah, ketika kita memuji Allah, pada hakikatnya pujian itu akan kembali ke kita dalam bentuk energi pencerahan. Secara tidak sadar, kita menjadi semakin arif, bijaksana, jujur, ulet, optimis menatap masa depan, dan etos kerja kita semakin unggul. Wallahu A’lam.

--ustadz Abu Ridha



Bazar PKS, Peduli Kepada Saya









pkspasarmanggis. Ahad, 13 September 2009 di Jl. Menteng Wadas RT 012 RW 01 Kelurahan Pasar Manggis atau di samping Musholla Nur Syafa’ah, DPRa PKS Pasar Manggis menggelar Bazar Murah kebutuhan warga berupa Minyak Goreng, Beras, Gula, dan Terigu.

Tepat pukul 10.00 WIB, acara dibuka oleh akhuna Lukman Hakim dengan membaca surat Al Fatihah dan dilanjutkan dengan door price kepada warga yang sudah lama antri dari pukul 09.00 pagi. Door price berupa sirup dan kacang tanah diberikan kepada warga yang dapat menjawab dengan benar pertanyaan dari panitia. Pertanyaan yang diajukan sangat mudah, karena seputar PKS, panitia ingin melihat sampai sejauh mana warga mengenal PKS.

Siapakah Presiden PKS ? Sembiring jawab beberapa warga, waduh itu mah nama marga, jawaban yang kurang tepat celetuk seorang panitia. Tapi ada satu warga yang tepat menjawab, Tifatul Sembiring. Aduh senangnya dapat sirup.

Siapa Ketua DPRa ? ini adalah pertanyaan yang sangat susah, karena tidak ada satupun warga dapat menjawab. Ini adalah tantangan bagi pengurus DPRa untuk lebih mengenalkan Ketuanya di masyarakat.

Siapa saja caleg DPRD yang ada di Pasar Manggis ? pertanyaan seputar pemilu legislatif mengingat seberapa kenalkah warga dengan caleg–caleg PKS, dan ternyata mereka memang kenal. Dari Igo Ilham, Soraya … eh Hanum Soraya, terus … pak Ahmad Yani. Asep … Leman … Leman, begitulah celotehan warga, dari yang tidak dapat menjawab, menjawab asal–asalan sampai yang mendapat kacang tanah karena mereka dapat menjawab dengan benar.

Apa semboyan PKS ? Peduli Kepada Saya … teriak seorang ibu. Partai Keadilan Sejahtera … waduh itu mah singkatannya PKS bu ! Sepuluh menit diberikan panitia untuk pertanyaan semboyan PKS, tidak ada warga yang dapat menjawab, walau ada yang melirik kaos yang dipakai beberapa kader, tetap tidak ada yang menjawab. Bersih Peduli Profesional ibu–ibu … Wah ! kalo itu mah saya tau …

Akhirnya Bazar berjalan dengan tertib dan lancar, karena mempergunakan kupon yang dibeli dahulu, kemudian ditukar. Hampir sebagian warga kebagian, walau ada satu dua yang tidak kebagian, karena mereka datang terlambat. (oman)

Kamis, 10 September 2009

Sejarah PKS Pasar Manggis

Sejak didirikan Partai Keadilan di Jakarta tanggal 20 Juli 1998 serta dideklarasikannya tanggal 9 Agustus 1998 di Masjid Al Azhar, maka timbullah keinginan para aktivis da'wah untuk mendirikan Partai sampai ketingkat Kelurahan atau Ranting.

Diawali dengan pertemuan Ketua DPC Setia Budi Ustuadz Adjat Sudrajat dengan aktivis da'wah Pasar Manggis di Masjid Nurudda'wah yang bertujuan untuk membentuk DPRa Pasar Manggis. Hasil dari pertemuan itu disepakati untuk mengundang seluruh ikhwat dan akhwat Pasar Manggis dengan undangan dari Forum Ukhuwah Pasar Manggis, yang merupakan organisasi da'wah yang digunakan para ikhwah sebelum adanya Partai.

A. Pertemuan tanggal 15 Oktober 1998

Bertempat di Masjid Attaubah, hampir sebagian ikhwan dan akhwat Pasar Manggis hadir dalam pertemuan ini. Setelah meloby sana sini, maka diputuskan untuk membentuk Susunan Pengurus DPRa Pasar Manggis sebagai berikut:

Ketua : Muhammad Ridwan
Wakil Ketua : Drs. Suherman
Sekretaris : Abdul Rachman
Bendahara : Muchtaromah
Humas : Sahmullah Rifqi

B. Pertemuan tanggal 22 Oktober 1998

Karena kurang lengkapnya Susunan Pengurus DPRa Pasar Manggis sesuai dengan AD/ART Partai, bertempat di SDI Eka Bhakti DPRa Pasar Manggis melengkapi Susunan Pengurusnya sebagai berikut:

Ketua : Muhammad Ridwan
Wakil Ketua : Herwandi Akhmad
Sekretaris : Drs. Suherman
Bendahara : Hardi
Bid. Pembinaan : Abdul Rachman
Bid. Kesejahteraan : Abu Rahman
Bid. Pembelaan : Djunaedi

C. Pertemuan tanggal 29 Nopember 1998

Pada pertemuan ini dihadiri oleh pengurus DPRa Pasar Manggis saja dan bertempat di rumah Bapak Hardi (RW 09) yang membicarakan persiapan deklarasi DPRa Pasar Manggis serta pergantian jabatan bidang untuk optimalisasi kinerja DPRa dan pemanfaatan kemampuan personil, yaitu Bidang Pembinaan yang dijabat Abdul Rachman diganti menjadi Bidang Pembelaan yang sebelumnya dijabat oleh Djunaedi.

D. Deklarsai Berdirinya DPRa Partai Keadilan Pasar Manggis

DPRa Pasar Manggis dideklarasikan pada tanggal 6 Desember 1998 di Masjid Al Ihsan. Dalam acara deklarasi ini, dilantik Pengurus DPRa Pasar Manggis Periode 1998-1999 oleh Ketua DPC Setia Budi Ustadz Adjat Sudrajat yang dihadiri oleh seluruh ikhwan dan akhwat Pasar Manggis dan undangan dari berbagai kalangan.

E. DPRa Pasar Manggis Sepanjang Kenangan

Dalam perkembangannya DPRa Pasar Manggis sudah mengalami pergantian Ketua DPRa, yaitu:

1. Muhammad Ridwan (1998-1999)
2. Tatang Jupriyadi (1999-2000)
3. Mursali (2000-2002)
4. Edy Djunaedi (2002-2005)
5. Zainal Arifin (2005-2006)
6. Mahar Sjamsi (2006-2007)
7. Alan Hardiansyah (2007 - 2009)
8. Novrizal Koto (2009 – sekarang)

Rabu, 02 September 2009

Buka Puasa Bersama



PKS Pasar Manggis. Ahad, 30 Agustus 2009 bertempat di DPC PKS Setia Budi, DPRa PKS Pasar Manggis mengadakan buka puasa bersama yang merupakan salah satu program mengisi bulan Ramadhan.

Selain kader PKS Pasar Manggis juga hadir tokoh–tokoh yang merupakan undangan, diantaranya adalah Ketua RT 007/09 dimana dua kesekretariatan berada di wilayahnya, yaitu DPC dan DPRa.

Acara dibuka oleh mantan Ketua DPRa Periode 2007 – 2009 bapak Alan Hardiansyah dimulai pukul 16.30, lalu dilanjutkan tilawah Al Qur’an oleh saudara Ahmad Sulaiman.

Kemudian ceramah oleh ustadz Itang Rusmana, Lc yang menceritakan keutamaan bulan Ramadhan dan nasib kaum muslimin Palestina, namun Ustadz Itang Rusmana, Lc menjelaskan kelebihan yang diberikan oleh Allah kepada para ummahat Palestina yang dari rahimnya mampu melahirkan belasan anak.

Adzan maghribpun berkumandang, kader dan undangan membatalkan puasa dengan teh manin, es campur, agar–agar, dan martabak. Setelah sholat maghrib dilanjutan makan nasi dengan ayam goreng.

Inilah nikmat yang dijanjikan Allah, bahwa orang yang berpuasa akan merasakan dua kebahagian, yaitu ketika berbuka dan ketika berjumpa dengan Allah. Subhanallah.

Kamis, 27 Agustus 2009

Suskseskan Musyawarah Kerja Ranting VII



Setelah terlaksana dengan sukses Musyawarah Ranting V PKS Pasar Manggis tanggal 8 – 9 Agustus 2009 di Villa Thesa di Cilember Jawa Barat, untuk memantapkan kinerja DPRa PKS Pasar Manggis maka digelar Musyawarah Kerja Ranting VII PKS Pasar Manggis tanggal 30 Agustus 2009.

Dalam penyelenggaraan Musyawarah Kerja Ranting VII PKS Pasar Manggis kali inu, bertepatan dengan bulan Ramadhan, namun tidak mematahkan semangat kader PKS Pasar Manggis untuk menggali potensi dan menentukan langkah ke depan. Apalagi, setelah Musyawarah Kerja Ranting VII PKS Pasar Manggis, Ifthor Jama’i dengan menu yang mengundang selera, mak yos.

Kamis, 20 Agustus 2009

Semarak Ramadhan 1430 H


Dalam rapat diluar acara persidangan Musyawarah Ranting V PKS Pasar Manggis, Ketua DPRa terpilih Novrizal memimpin rapat pertamanya setelah beliau terpilih secara aklamasi mengenai kegiatan Ramadhan 1430 H.

Terpilih sebagai Penanggung Jawab (PJ) Kegiatan Ramadhan 1430 H adalah akhina Ahmad Sulaiman (Leman) yang akhirnya memimpin jalannya rapat dengan membentuk Panitia Semarak Ramadhan.
Sekretaris Abdul Rachman
Bendahara Sugian
Sie. Acara Alan Hardiansyah
Sie. Transportasi Muhammad Rizal
Sie. Konsumsi Suci
Sie. Dokumentasi Suherman
Sie. Perlengkapan Gunarhadi
Sie. Dana Zaenal Arifin diganti Arif Wicaksono
Kegiatan yang sudah disepakati bersama adalah :
Buka Puasa Bersama tanggal 30 Agustus 2009 di DPC PKS Setia Budi
Bazar tanggal 6 September 2009 tempat ada dua yaitu di RW 10 di YPRI (rumah pak Hury) dan di RW 12
I’tikaf di 10 malam terakhir Ramadhan (10 – 20 September 2009)
Halal bi halal di Situ Babakan tanggal 4 Oktober 2009.
Info lebih lanjut hubungi akhi Leman 021. 9240 2519.

Novrizal Koto Terpilih Secara Aklamasi


Dalam Musyawarah Ranting V PKS Pasar Manggis yang diadakan di Villa Thesa Cilember tanggal 8 – 9 Agustus 2009 ada nuansa politis di dalamnya. Nuansa politis sudah terasa sejak di Jakarta (Pasar Manggis) dengan beberapa pihak saling meloby sana sini. Bahkan ada kandidat yang sudah merasa akan dijadikan Ketua DPRa mengundurkan diri dari bursa calon tetap Ketua DPRa dengan bermacam alasan, walau dalam Musyawarah Ranting V tetap diikut sertakan namanya dalam bursa calon tetap Ketua DPRa karena sudah menjadi kesepakatan bersama, kader yang sudah ditunjuk menjadi calon tetap Ketua DPRa tetap mempunyai hak.

Nuansa politis semakin terasa dan memanas ketika 6 kandidat calon Ketua DPRa (Baca Kandidat Calon Ketua DPRa) hanya 3 yang hadir, yaitu : Sanadi, Novrizal, dan Arif Wicaksono menyampaikan Visi dan Misinya dihadapan peserta Musyawarah Ranting V serta akan mengurangi masalah yang menjadi permasalahan di Pasar Manggis yaitu kurang solidnya kader. Banyak selentingan, obrolan, guyonan, maupun SMS yang mampir ke peserta Musyawarah Ranting V untuk memilih salah satu kandidat tertentu.

Ketika persiapan untuk pemilihan calon Ketua DPRa dipersiapkan, antara lain : papan tulis, kertas suara yang tercetak gambar calon Ketua DPRa, serta spidol snowman warna merah oleh panitia, ada peserta Musyawarah Ranting V menyampaikan bahwa dalam Tata Tertib Pemilihan Ketua DPRa pemilihan Ketua DPRa diadakan secara Terbuka dan Tertutup, artinya kita dapat memilih Ketua DPRa secara langsung tanpa voting atau pemungutan suara.

Pimpinan Sidang yang dipimpin oleh akhina Mahar Sjamsi dan Arif Wicaksono mengambil jalan tengah dengan menanyakan kepada seluruh peserta apakah dalam penetapan Ketua DPRa secara terbuka (aklamasi) atau tertutup (voting) dengan menjelaskan bahwa secara terbuka sesaui dengan ajaran islam, akhirnya peserta sidang menyatakan akan memilih Ketua DPRa secara terbuka.

Peserta sidang ikhwan sibuk untuk menentukan siapa Ketua DPRa, walau tidak memanas begitu pula peserta akhwat yang ternyata sepakat dengan ikhwan. Akhirnya akhina Ahmad Sulaiman (Leman) menyatakan bahwa seluruh peserta sidang yang berjumlah 49, baik dari ikhwan maupun akhwat secara aklamasi memilih Ketua DPRa Pasar Manggis Periode 2009 – 2010 adalah Novrizal.

Selentingan, obrolan, guyonan, dan SMS untuk memilih salah satu calon tetap Ketua DPRa menguap begitu saja ketika Ketua DPRa sudah terpilih. Memang tidak dimana–mana, semua Partai Politik akan bernuansa politis, walau ditingkat ranting (kelurahan) sekalipun termasuk Pasar Manggis.

Kandidat Calon Ketua DPRa


Berdasar syuro’ dalam Panitia Musran bahwa setiap kader PKS Pasar Manggis mempunyai hak untuk memilih 3 bakal calon Ketua DPRa. Dari nama–nama yang sudah masuk akan dikerucutkan menjadi 5 calon tetap Ketua DPRa yang akan dipilih dalam Musyawarah Ranting V PKS Pasar Manggis dengan kesepakatan walau tidak hadir dalam Musyawarah Ranting V tetap dapat dipilih menjadi Ketua DPRa Periode 2009 – 2010.

Dari nama–nama yang terjaring, ada 1 nama yang suaranya cukup berimbang dengan kandidat lainnya, maka diputuskan calon tetap Ketua DPRa menjadi 6 calon tetap, yaitu : Aris Ghofar, Sanadi, Novrizal, Arif Wicaksono. Tetapi yang hadir dalam Musyawarah Ranting V hanya 3, yaitu : Sanadi, Novrizal, dan Arif Wicaksono.

LPJ Diterima Dalam Musran V


Musyawarah Ranting Partai Keadilan Sejahtera Pasar Manggis yang diselenggarakan tanggal 8 dan 9 Agustus 2009 di Villa These Cilember akhirnya menerima Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Pengurus DPRa PKS Pasar Manggis Periode 2007 – 2009 yang dibacakan (dipresentasikan) oleh Ketua DPRa-nya.

LPJ setebal 65 halaman yang berisi beberapa Program Kerja yang tidak terlaksana dari beberapa Unit, antara lain Unit Pelayanan (Sunatan Masal dan Iuran Triwulan), Unit Kaderisasi (TRK yang hanya berhasil berjalan 5 kali pertemuan, buletin yang hanya beredar 2 kali, dan Liqo’at Kader dari 3 yang diprogramkan hanya 1 kali yang berjalan, yaitu Dauroh Murobbi)

Prestasi yang dapat disyukuri dari Kepengurusan yang lalu, adalah mampu mempertahan suara PKS di Pasar Manggis dalam Pemilu Legaslatif 9 April 2009, walau untuk DPRD menurun karena ada Caleg Partai lain yang ikut bertarung. Namun, Caleg PKS nomor urut 4 dapat meraih 500 suara di Pasar Manggis.

Akhirnya, walau ada kekurangan disana sini, Pimpinan Sidang Musyawarah Ranting V PKS Pasar Manggis yang dipimpin oleh akhina Mahar Sjamsi dan Arif Wicaksono berdasar hasil mufakat dalam Sidang Pleno II menetapkan Menerima LPJ Pengurus DPRa Periode 2007 – 2009, Allahu Akbar !!!

Minggu, 12 Juli 2009

Menguji Kedewasaan Para Capres, Belajar dari Adang-Dani

Hari ini rakyat Indonesia menjalani proses demokrasi yang penting dengan memilih Calon Presiden yang akan memimpin negeri ini lima tahun kedepan. Harus diakui, meskipun pasangan calon yang maju lebih sedikit (3 pasangan) dibanding pasangan calon pada Pilpres Tahun 2004 (5 pasangan), namun suasana “panas” persaingan antara pasangan calon kali ini lebih terasa. Bagaimana tidak, ketiga calon presiden yang maju masing-masing adalah “orang-orang lama” yaitu mantan presiden, presiden incumbent dan wakil presiden incumbent. Persaingan seperti ini mungkin hanya terjadi di Indonesia.Suasana panas pada Pilpres ini terjadi karena adanya saling “serang” antar kandidat dan terutama antar tim sukses serta isu kecurangan yang berhembus. Dibanding menonjolkan program, saling serang bahkan kampanye hitam dan fitnah terhadap pasangan capres lebih menonjol dalam Pilpres sekarang. Saling serang dan singgung bahkan sudah dimulai sejak Deklarasi pasangan capres sampai dengan rangkaian akhir dari Debat Capres dimana salah satu Capres masih menyinggung Capres lain. Pertarungan dan saling serang lebih panas pada tim sukses Capres yang justru memperpanas suasana dan dapat membawa perseteruan di tingkat pendukung di akar rumput. Bahkan diujung masa kampanye pun isu kecurangan masih merebak. Meskipun diawali dengan kampanye Pilpres damai, namun Pilpres kali ini memang sarat dengan kampanya dan penyebaran isu sampai adu kata-kata yang sedikit menyimpang dari kesan damai.

Ditengah suasana tensi tinggi pada Plipres kali ini, yang patut ditunggu adalah bagaimana sikap para Capres yang ternyata nantinya kalah dalam proses Pilpres, apalagi jika Pilpres berlangsung cukup berlangsung dalam satu putaran. Tentu publik berharap Pilpres bukan hanya berlangsung aman dan damai, namun juga ada kedewasaan dari Capres yang kalah untuk menerima kekalahan dengan sportif. Dari tingkatan yang paling rendah yaitu mengakui kekalahan begitu hasil Pilpres dipastikan diketahui, sampai tingkatan yang paling tinggi yaitu mendukung Capres yang menang dan menghimbau seluruh kader dan simpatisannya mendukung program positif dari Capres yang terpilih. Kedewasaan sikap ini penting karena sejarah Pilpres langsung tahun 2004 lalu menunjukkan bahwa Capres yang kalah pada putaran kedua ternyata belum sepenuhnya menerima kekalahan dan belum mau bertegur sapa dengan Capres yang menang, bahkan sampai beberapa tahun kemudian.

Dalam hal kedewasaan sikap dalam proses pemilihan pemimpin ini, Para Capres perlu belajar dari pasangan Calon Gubernur DKI dari PKS dalam Pilkada DKI Tahun 2007 lalu yaitu Adang Daradjatun dan Dani Anwar. Kala itu, tensi proses Pilkada tidak kalah tingginya dengan Pilpres saat ini. Mulai dari pengeroyokan oleh partai-partai dimana semua partai selain PKS mendukung pasangan Fauzi Bowo-Prijanto, isu politisasi birokrasi yang merebak kuat karena kandidat pesaing adalah wakil gubernur incumbent, pemanfaatan program Pemda DKI untuk kampanye, pelibatan tokoh agama, kampanye hitam, indikasi politik uang (money politic) sampai dengan masalah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang kacau dan ditemukannya indikasi pemilih gelap (Ghost Voter) hasil riset sebuah lembaga penelitian. Dapat dikatakan, pada Pilkada DKI inilah masalah DPT pertama kali muncul dan tidak didapatkan penyelesaian sampai dengan proses Pilkada berlangsung.

Namun ditengah berbagai masalah dan indikasi kecurangan tersebut, begitu hasil Pilkada diketahui sesaat setelah waktu pemilihan, Pasanga n Adang-Dani bersama jajaran pimpinan PKS DKI Jakarta langsung mengucapkan selamat kepada pasangan Cagub yang terpilih yaitu Fauzi Bowo-Prijanto. Bahkan Adang-Dani dan PKS DKI Jakarta juga menghimbau para kader dan simpatisan untuk mendukung kepemimpinan dan program-program yang baik dari Cagub terpilih. Padahal diluar dugaan, Adang-Dani hanya kalah tipis dari pesaingnya yang didukung banyak partai. Tidak mengherankan sikap Adang-Dani dan PKS DKI Jakarta kemudian mendapat pujian dari berbagai kalangan. Bahkan banyak orang di luar Jakarta yang mengatakan pasangan Adang-Dani tidak kalah dalam Pilkada tersebut dan memuji kerja keras dan soliditas kader PKS DKI Jakarta. Tampaknya Capres dalam Pilpres kali ini harus belajar dari Adang-Dani dalam kedewasaan menerima hasil pemilihan.

http://pks-jakarta.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=235:menguji-kedewasaan-para-capres-belajar-dari-adang-dani&catid=42:berita-utama&Itemid=54

Massa Tumpah Ruah di Kampanye Akhir SBY-Boediono


Jakarta (4/7). Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, dipadati oleh massa pendukung capres dan cawapres SBY-Boediono yang akan mengikuti kampanye putaran terakhir pasangan nomor urut dua tersebut. Selain dipadati oleh massa dan pengurus 23 parpol pendukungnya, kawasan Senayan juga dipadati oleh massa Koalisi Kerakyatan dari kalangan buruh, petani, pelayan, pedagang kaki lima, tukang parkir, keluarga TKI, dan tokoh agama.Acara yang dimulai pada pukul.14.00 WIB ini, dipandu oleh pelawak Eko Patrio dan Cagur, dan dimeriahkan oleh band-band papan atas seperti GIGI, Ungu, Coklat, Andra and The Backbone, juga grup nasyid Justice Voice dan Izzatul Islam.Puncak acara berlangsung pada pukul 16.30 dengan dinyanyikannya lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipandu oleh penyanyi Rio Febrian, dan dimeriahkan dengan pagelaran Tari Nusantara oleh lebih dari 200 penari serta atraksi bendera merah putih.Dalam orasinya, cawapres Boediono menyatakan harapannya agar Pilpres 8 Juli mendatang bisa berjalan dengan baik, jujur dan adil. Dan apapun hasilnya nanti, lebih lanjut Boeduono mengatakan agar pihak yang kalah maupun yang menang sama-sama berbesar hati. Yang menang tidak mengintimidasi yang kalah, dan yang kalah tetap menghormati yang menang.Sedangkan SBY mengatakan dalam orasinya bahwa pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, adil dan sejahtera. SBY juga memaparkan hasil pemerintahannya selama 5 tahun antara lain telah mampu mengatasi krisis multidimensi yang sudah berlangsung sejak 11 tahun yang lalu. Ditekankan oleh SBY bahwa 5 tahun yang akan datang sangat menentukan sejarah baru bagi Indonesia. Kuncinya adalah diperlukan pemerintahan yang bersih, cakap, dan memiliki pengabdian yang tinggi dan siap bekerja keras untuk rakyat.SBY juga memaparkan program-program nasionalnya jika terpilih kembali menjadi presiden. Ada 5 agenda besar yang akan dijalankan dalam 5 tahun yang akan datang, yaitu peningkatan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, pembangunan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, terjaminnya demokrasi dan hak asasi manusia, penegakan hukum dan pemberantasan korupsi, serta pembangunan yang makin adil dan merata.Untuk mencapai itu, ada 15 program unggulan. Antara lain, pertumbuhan ekonomi di atas tujuh persen, pengurangan kemiskinan hingga di bawah sepuluh persen, pengurangan pengangguran hingga enam persen, peningkatan pendidikan dan kesehatan, kekuatan pangan, serta pembangunan infrasturktur.
Di akhir orasinya, SBY mengajak rakyat Indonesia agar tetap waspada akan adanya kampanye hitam yang mungkin terjadi di masa tenang ini. “Kita doakan bersama agar pihak-pihak yang menyebarkan fitnah mendapatkan hidayah dari Allah SWT,” ujar SBY.

Sabtu, 30 Mei 2009

Hasil Perolehan Suara


pks pasarmanggis. Inilah hasil perolehan suara DPR pada Pemilu 2009 yag lalu (09/04) di kelurahan Pasar Manggis kecamatan Setia Budi Jakarta Selatan yang telah ditetapkan oleh KPU.

Penyumbang suara terbanyak suara PKS di kelurahan Pasar Manggis ada di TPS 46 yang ada di wilayah RT 006, 007, 009 RW 09 dengan tempat pemungutan suara di Lapangan Bulutangkis Gg. I. Suara PKS di TPS 46 ini ada diperingkat satu mengalahkan Partai Demokrat dan Partai lainnya.

Ini adalah hasil kerja keras dari semua kader maupun simpatisan PKS yang telah menyukseskan Pemilu 2009 dengan menyontreng PKS. Allahu akbar !!!

Kamis, 28 Mei 2009

Silaturahmi



DEWAN PENGURUS RANTING
PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
PASAR MANGGIS


-------------------------------

Jl. Menteng Wadas Selatan
RT 007/09 Kel. Pasar Manggis
Kec. Setia Budi
Jakarta Selatan, 12970
Telp. 08891612346





Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More