Rabu, 02 November 2011

Keikhlasan


pkspasarmanggis. Ahad, 30 Oktober 2011 Ustadz Sahroni Madani, Lc memberikan tausiahnya di hadapan keluarga besar DPRa PKS Pasar Manggis yang mengadakan acara Rihlah di Kebun Binatang Ragunan.

Dalam tausiahnya, Ustadz Sahroni yang membicarakan keikhlasan. Sangat jarang DPRa mengadakan acara rihlah dan terlaksana, walau dengan syuro 13 kali seperti di Pasar Manggis, jika tidak ada keikhlasan diantara pengurus dan kadernya. Yang ada cuma omongan, ya Raguan lagi Ragunan lagi.

Mungkin, kita bisa bilang Ragunan lagi Ragunan lagi. Tapi, buat anak-anak kita, ini hiburan dan liburan tersendiri. Yang biasanya di rumah tidak bisa lari-lariang karena rumahnya sempit, di Ragunan inilah anak-anak bisa dengan puas lari-larian.

Abi sama umminya pun jangan pula marah-marah, ingat kita lagi rihlah, senyum, ikhlas walau rihlah di Ragunan. Anak-anak yang lari-larian jangan dilarang. Anak, lihat ada tanah lapang dikit yang lari-larian.

Ustadz Sahroni pun menceritakan bahwa dulu ada sahabat yang bersedekah pada malam hari, namun dia salah memberikan sedekahnya. Dia bersedekah kepada pencuri, bersedekah kepada wanita nakal, dan bersedekah kepada orang kaya.

Ketika pagi hari, orang-orang membicarakan sedekahnya yang salah alamat. Namun, sahabat ini tetap ikhlas walau salah alamat. Dia berdo’a, ya Allah hamba bersedekah ikhlas karena Engkau, walau hamba salah alamat. Jadikanlah wasilah sedekah hamba ini, untuk menjadi taubat si pencuri agar tidak mencuri lagi, untuk menjadi taubat si wanita nakal menjadi wanita baik-baik, dan menjadi pelajaran berharga bagi orang kaya yang menerima sedekah hamba.

Sebagai penutup, Ustadz Sahroni pun menceritakan Abu Nawas dengan anaknya yang membawa keledai. Abu Nawas menuntun keledai yang ditunggangi anaknya, orang-orang mengatakan anak durhaka, masa bapaknya jalan anaknya duduk. Abu Nawas pun menunggangi keledai dan anaknya yang berjalan, orang-orang pun mengatakan orang tua yang tidak tahu diri masa anaknya jalan bapaknya enak-enakan duduk di keledai. Ditunggangilah keledai itu Abu Nawas bersama anaknya, namun orang-orang pun mengatakan tidak tahu diri bapak sama anak, masa keledai ditunggangi bersamaan. Akhirnya keledai itu pun dipanggul Abu Nawas dan anaknya.

Jadi, apapun yang kita lakukan pasti orang-orang akan membicarakan kita, ngomongin kita. Harusnya gini, harusnya gitu, makanya dengerin omongan ane, jadinye gak kaya gini. Sebaik-baik apaun yang kita kerjakan, orang akan nyalahin kita. Makanya, kita tidak perlu musingin omongan kiri kanan. Kita di struktur, ya bekerja saja dengan penuh keikhlasan, walau ada kader yang ngomongin kita. Bahkan menjelek-jelekkan anggota DPR kita yang gini yang gitu, pimpinan kita, Qiyadah kita, kita tsiqoh aja.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More